A.
Pengertian
Tema
Pada
dasarnya tema atau topik puisi merupakan pokok permasalahan dalam puisi. Tema
puisi merupakan perwujudan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh:
lingkungan hidup, kejujuran, cinta, perjuangan, kritik sosial. Tema puisi
bersifat khusus, berorientasi pada penyair dan obyektif.
B.
Jenis-Jenis
Puisi
Adapun
jenis-jenis puisi terdiri dari:
1.
Ditinjau
dari segi bahasanya, terdiri dari:
a.
Puisi Diafan
Adalah
puisi yang kurang pengimajinasian, sehingga puisinya mirip dengan bahasa
sehari-hari.
b.
Puisi Prismatis
Penyair
mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, diksi dan pengimajinasian,
sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya.
2.
Ditinjau
dari tujuannya, terdiri dari:
a.
Puisi Ekspresif
Puisi
yang menyatakan isi pikiran, perasaan, harapan kepada orang lain.
b.
Puisi Impresif
Puisi
yang ditujukan kepada diri sendiri atau berbicara kepada diri sendiri. Biasanya
berisi kesan atau kenangan akan suatu pengalaman hidup.
3.
Ditinjau
dari segi isinya, terdiri dari:
a.
Balada adalah puisi yang mengungkapkan tentang cerita atau
kisah.
b.
Ode adalah puisi yang mengungkapkan pujian (sanjungan)
terhadap seseorang yang berjasa, sesuatu hal, suatu keadaan.
c.
Satire adalah puisi yang
mengungkapkan tentang sindiran (kritikan).
d.
Romansa adalah jenis puisi
cerita yang mengungkapkan tentang luapan cinta kasih.
e.
Elegi adalah puisi yang
mengungkapkan perasaan duka.
f.
Epigram adalah puisi tentang
ajaran hidup.
4.
Ditinjau dari bentuknya,
terdiri dari:
a.
Distikon adalah puisi yang tiap
baitnya terdiri dari 2 baris.
Contoh:
Di pasar baru mereka lalu menggada menggaya
Meningkat sudah kesal tak tahu apa dibuat
Chairil
Anwar
b.
Terzina adalah puisi yang tiap
baitnya terdiri dari 3 baris.
Contoh:
Dalam ribaan pagi bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Sanusi
Pane
c.
Kuatrin (Kuartrain) adalah
puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris
Contoh:
Aku menimbang-nimbang mungkin
Kita berdua menjadi satu
Gaji dihitung-hitung
Cukup tidak untuk berdua
Armyn
Pane
d.
Kuint (Quintet) adalah puisi
yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
Contoh: Satu-satu perasaan
Yang saya rasakan
Hanya
dapat saya rasakan
Kepada
tuan
Yang
pernah merasakan
Or Mandank
e.
Sektet adalah puisi yang tiap baitnya
terdiri dari 6 baris.
Contoh:
Di kelam hitam mengepung
Menjerit peluit kereta malam
Merintih ke langit
Derita hidup mengepung
Menjerit bangsaku sedang berjuang
Merintih ke langit
Nur Syamsu
f.
Septime adalah puisi yang tiap
baitnya terdiri dari 7 baris.
Contoh:
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung-gemunung bagus rupanya
Dilimpahi air mulia tampaknya
Tampak darahku Indonesia namanya
Moh. Yamin
g.
Stanza (Oktav) adalah puisi
yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris
Contoh:
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa sendiri
Bertambah halus, akhirnya seni
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teduh tenang
Sanusi Pane
h.
Soneta adalah puisi yang
terdiri dari 14 baris, di mana 2 bait pertama terdiri 4 baris, sedangkan 2 bait
kedua masing-masing 3 baris.
Contoh:
Gita Gembala
Lemah gemulai lembut derana
Bertiuplah angin sepantun ribut
Menuju gunung arah ke sana
Membawa awan bercampur kabut
Dahan bergoyang sambut menyambut
Menjatuhkan embun jernih warnanya
Menimpa bumi beruap dan lembut
Sebagai benda tiada guna
Jauh di sana diliputi awan
Terdengar olehku bunyi suara kulintang
Seperti permata di dada perawan
Alangkah berahinya rasanya jantung
Mendengarkan bunyi suara kulintang
Melagukan gembala membawa untung
Muh.
Yamin
C.
Langka-Langkah
Memahami Isi Puisi
Adapun
langkah-langkah untuk memahami isi puisi sebagai berikut:
1.
Memahami
karakteristik bahasa puisi
Bahasa dalam puisi bersifat konotatif dan
emosional. Konotatif merupakan bentuk pengungkapan pengalaman pribadi penyair
yang menjadi rahasia dirinya. Pembaca hanya dapat menduga-duga dengan
menghubungkan antara pengalaman, pengetahuan dan hasil penginderaannya. Oleh
karena itu, memahami puisi tidak dapat dibakukan pada satu makna. Pembaca boleh
memiliki interpretasi yang berlainan.
Selain itu juga terdapat makna yang benar-benar
baru dan berbeda arti leksikalnya (makna kiasan atau simbolik). Contonya kata pedang dalam artikel ilmiah berarti
jenis senjata tajam, sedangkan dalam puisi bisa mengandung arti simbolos yaitu
kekerasan.
2. Memparafrasekan
Disamping kata-kata yang bermakan konotasi,
kekhasan puisi adalah bersifat padat dan singkat. Kata-kata dirangkai secara
implisit atau tanpa penghubung. Oleh karena itu, untuk memahami puisi kita
harus memparafrasekan puisi terlebih dahulu.
Memparafrasekan adalah mengubah teks puisi
menjadi sebuah prosa atau mengembalikan teks puisi ke dalam bentuk tuturan yang
lengkap. Kata-kata penghubung yang lepas dikembalikan lagi pada posisinya.
Menceritakan kembali isi puisi dengan menggunakan kata-kata sendiri secara
bebas.
D.
Pesan
Puisi
Pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap
pembaca setelah membaca puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi berkaitan dengan
cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara
pandang pembaca, anmanat tidak bisa lepas dari tema dan isi puisinyang
dikemukakan penyair.