Jumat, 28 September 2012

PUISI PART 2

-->
A.     Pengertian Tema
Pada dasarnya tema atau topik puisi merupakan pokok permasalahan dalam puisi. Tema puisi merupakan perwujudan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Contoh: lingkungan hidup, kejujuran, cinta, perjuangan, kritik sosial. Tema puisi bersifat khusus, berorientasi pada penyair dan obyektif.
B.     Jenis-Jenis Puisi
Adapun jenis-jenis puisi terdiri dari:
1.      Ditinjau dari segi bahasanya, terdiri dari:
a.       Puisi Diafan
Adalah puisi yang kurang pengimajinasian, sehingga puisinya mirip dengan bahasa sehari-hari.
b.      Puisi Prismatis
Penyair mampu menyelaraskan kemampuan menciptakan majas, diksi dan pengimajinasian, sehingga pembaca tidak terlalu mudah menafsirkan makna puisinya.
2.      Ditinjau dari tujuannya, terdiri dari:
a.       Puisi Ekspresif
Puisi yang menyatakan isi pikiran, perasaan, harapan kepada orang lain.
b.      Puisi Impresif
Puisi yang ditujukan kepada diri sendiri atau berbicara kepada diri sendiri. Biasanya berisi kesan atau kenangan akan suatu pengalaman hidup.
3.      Ditinjau dari segi isinya, terdiri dari:
a.       Balada adalah  puisi yang mengungkapkan tentang cerita atau kisah.
b.      Ode adalah  puisi yang mengungkapkan pujian (sanjungan) terhadap seseorang yang berjasa, sesuatu hal, suatu keadaan.
c.       Satire adalah puisi yang mengungkapkan tentang sindiran (kritikan).
d.      Romansa adalah jenis puisi cerita yang mengungkapkan tentang luapan cinta kasih.
e.       Elegi adalah puisi yang mengungkapkan perasaan duka.
f.        Epigram adalah puisi tentang ajaran hidup.
4.      Ditinjau dari bentuknya, terdiri dari:
a.       Distikon adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 2 baris.
Contoh: Di pasar baru mereka lalu menggada menggaya
              Meningkat sudah kesal tak tahu apa dibuat
                                                      Chairil Anwar
b.      Terzina adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 3 baris.
Contoh: Dalam ribaan pagi bahagia datang
              Tersenyum bagai kencana
               Mengharum bagai cendana
                                                      Sanusi Pane
c.       Kuatrin (Kuartrain) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 4 baris
Contoh: Aku menimbang-nimbang mungkin
              Kita berdua menjadi satu
              Gaji dihitung-hitung
               Cukup tidak untuk berdua
                                          Armyn Pane
d.      Kuint (Quintet) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 5 baris.
Contoh:  Satu-satu perasaan
  Yang saya rasakan
Hanya dapat saya rasakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
                              Or Mandank
e.       Sektet adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 6 baris.
Contoh: Di kelam hitam mengepung
              Menjerit peluit kereta malam
              Merintih ke langit
              Derita hidup mengepung
              Menjerit bangsaku sedang berjuang
              Merintih ke langit
                              Nur Syamsu
f.        Septime adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 7 baris.
Contoh: Duduk di pantai tanah yang permai
              Tempat gelombang pecah berderai
              Berbuih putih di pasir terderai
              Tampaklah pulau di lautan hijau
              Gunung-gemunung bagus rupanya
              Dilimpahi air mulia tampaknya
              Tampak darahku Indonesia namanya
                              Moh. Yamin 
g.       Stanza (Oktav) adalah puisi yang tiap baitnya terdiri dari 8 baris
Contoh: Awan datang melayang perlahan
              Serasa bermimpi, serasa berangan
              Bertambah lama, lupa sendiri
              Bertambah halus, akhirnya seni
              Dan bentuk menjadi hilang
              Dalam langit biru gemilang
              Demikian jiwaku lenyap sekarang
              Dalam kehidupan teduh tenang
                              Sanusi Pane
h.       Soneta adalah puisi yang terdiri dari 14 baris, di mana 2 bait pertama terdiri 4 baris, sedangkan 2 bait kedua masing-masing 3 baris.
Contoh:                  Gita Gembala
               Lemah gemulai lembut derana
              Bertiuplah angin sepantun ribut
              Menuju gunung arah ke sana
              Membawa awan bercampur kabut
             
              Dahan bergoyang sambut menyambut
              Menjatuhkan embun jernih warnanya
              Menimpa bumi beruap dan lembut
              Sebagai benda tiada guna

              Jauh di sana diliputi awan
              Terdengar olehku bunyi suara kulintang
              Seperti permata di dada perawan

              Alangkah berahinya rasanya jantung
              Mendengarkan bunyi suara kulintang
              Melagukan gembala membawa untung
                                          Muh. Yamin
C.     Langka-Langkah Memahami Isi Puisi
Adapun langkah-langkah untuk memahami isi puisi sebagai berikut:
1.      Memahami karakteristik bahasa puisi
Bahasa dalam puisi bersifat konotatif dan emosional. Konotatif merupakan bentuk pengungkapan pengalaman pribadi penyair yang menjadi rahasia dirinya. Pembaca hanya dapat menduga-duga dengan menghubungkan antara pengalaman, pengetahuan dan hasil penginderaannya. Oleh karena itu, memahami puisi tidak dapat dibakukan pada satu makna. Pembaca boleh memiliki interpretasi yang berlainan.
Selain itu juga terdapat makna yang benar-benar baru dan berbeda arti leksikalnya (makna kiasan atau simbolik). Contonya kata pedang dalam artikel ilmiah berarti jenis senjata tajam, sedangkan dalam puisi bisa mengandung arti simbolos yaitu kekerasan.
2.      Memparafrasekan
Disamping kata-kata yang bermakan konotasi, kekhasan puisi adalah bersifat padat dan singkat. Kata-kata dirangkai secara implisit atau tanpa penghubung. Oleh karena itu, untuk memahami puisi kita harus memparafrasekan puisi terlebih dahulu.
Memparafrasekan adalah mengubah teks puisi menjadi sebuah prosa atau mengembalikan teks puisi ke dalam bentuk tuturan yang lengkap. Kata-kata penghubung yang lepas dikembalikan lagi pada posisinya. Menceritakan kembali isi puisi dengan menggunakan kata-kata sendiri secara bebas.
D.    Pesan Puisi
Pesan atau amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca puisi. Cara menyimpulkan amanat puisi berkaitan dengan cara pandang pembaca terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca, anmanat tidak bisa lepas dari tema dan isi puisinyang dikemukakan penyair.
            






Tidak ada komentar:

Posting Komentar